Jumat, 19 Juli 2024

PENCAMPURAN FLUIDA

Pada suatu industri proses pencampuran fluida adalah proses yang sering kali terjadi. proses pencampuran ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan satu produk baru dengan tujuan untuk mendapatkan nilai guna yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. 

Proses pencampuran fluida biasanya dapat dilakukan dengan Agitasi dan Mixing 

1. Proses Agitasi 

    Proses pemberian gaya tertentu pada suatu fluida untuk mendapatkan aliran putaran dalam tangki berpengaduk.

2. Proses Mixing  

    Proses mencampurkan satu atau lebih jenis bahan yang berbeda fase dengan cara menambahkan satu bahan ke bahan lainnya, sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen seperti cair-cair, cair-padat, padatpadat, ataupun cair-gas

    Pada industri kimia, Pencampuran merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi ketidak seragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas, temperatur dan lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara acak dua fasa atau lebih yang awalnya heterogen sehingga menjadi campuran yang homogen. 

    Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya menentukan derajatihomogenitas yang idapat dicapai, tapi juga mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang dihasilkan.

    Proses pencampuran fluida biasanya dilakukan didalam tangki dengan bantuan pengaduk yang digerakkan oleh motor.  Penggunakan jenis pengaduk berpengaruh pada proses pencampuran ketika tidka sesuai, maka hasil dari produk yang didapatkan akan kurang baik. Untuk memperoleh hasil pencampuran yang optimal perlu diperhatikan tipe pengaduk (agitator) yang digunakan. 

Jenis Agitator yang biasa digunakan proses di industri: 

1.  Agitator Jenis Baling-baling (Propeller)
    Propeler merupakan agitator/impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler 3 blade (berdaun 3) memiliki diameter pengaduk 45 mm, sedangkan untuk yang 4 blade berdiameter 50 mm. Kecapatan motor penuh adalah 2000 rpm (putaran per menit).

2. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) 
    Pengaduk jenis ini sering kali digunakan pada proses pencampuran dalam industri. Paddle digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk padlle menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horizontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi. 

3. Pengaduk Jenis Turbin (Turbine) 
    Pengaduk jenis turbin merupakan pengaduk dengan sudut tegak datar dan bersudut konstan. Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller. Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah aksial dan tengensial. Di sekitar turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antari fluida.

4. Pengaduk Helical-Ribbon 
    Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminar. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-baling helikopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagian bawah dan naik ke bagian atas pengaduk. 


Gambar 1.1 Jenis pengaduk 
Sumber : Chemical Engineering World

Sumber 

1. Handayani, Fitriyani Yetti, S.T, Operasi Teknik Kimia C3 Kelas
XI

2. jbptppolban-gdl-ogisutrisn-10259-3-bab2--9.pdf

3. Chemical Engineering World 

Rabu, 17 Juli 2024

SISTEM PENGONTROLAN PADA INDUSTRI




Sistem pengontrolan industri merupakan satu peranan yang cukup penting pada proses produksi. Pada proses produksi tidak semua sistem dapat dikontrol secara langsung oleh tenaga manusia. Sehingga pada praktiknya sistem pengontrolan pada industri ada 2 macam: yaitu sistem  sistem pengontrolan manual dan otomatis.  Jenis pengontrolan ini cukup berbeda namun sering kali saling melengkapi untuk memastikan operasi yang efisien dan aman di fasilitas kimia. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Pengontrolan Manual:

    Definisi: Pengontrolan manual melibatkan intervensi langsung dari operator manusia untuk mengatur proses secara langsung.

    Keuntungan:

      Fleksibilitas: Operator dapat menyesuaikan respons terhadap perubahan yang tidak terduga atau situasi darurat.

      Pengalaman dan Intuisi: Operator dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk membuat keputusan cepat.

    Kerugian:

      Keterbatasan Reaksi: Keterlambatan dalam tanggapan atau kesalahan manusia bisa terjadi.

      Konsistensi: Tergantung pada kemampuan dan pengalaman individu operator.

2. Pengontrolan Otomatis:

    Definisi: Pengontrolan otomatis menggunakan sensor, perangkat lunak, dan sistem untuk mengatur proses tanpa intervensi langsung dari manusia.

    Keuntungan:

      Kecepatan dan Konsistensi: Respons cepat terhadap perubahan dengan akurasi yang tinggi.

      Kemampuan Monitoring: Dapat memantau banyak variabel dan kondisi simultan secara efisien.

    Kerugian:

      Keterbatasan Konteks: Mungkin kurang fleksibel dalam menangani situasi yang tidak terduga atau kompleks.

      Ketergantungan pada Teknologi: Risiko kegagalan teknologi atau sensor.

 Dalam industri kimia modern, seringkali digunakan kombinasi dari kedua sistem ini. Misalnya, pengontrolan otomatis digunakan untuk mengatur parameter proses yang konsisten dan mendeteksi perubahan cepat dalam kondisi operasi, sementara pengontrolan manual tetap ada untuk memberikan respons adaptif dan menangani situasi yang tidak terduga. Kombinasi ini membantu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keandalan operasi dalam lingkungan yang sering kali kompleks dan berbahaya seperti industri kimia.